Posted on Tinggalkan komentar

Zakheus

Nama pemungut cukai itu Zakheus (lih. Luk. 19:1-10). Nama itu merupakan bentuk Yunani dari nama Zakkay dalam bahasa Ibrani, yang berarti ”bersih, tidak bersalah”. Dan orang yang namanya berarti ”bersih, tidak bersalah” itu berprofesi sebagai pemungut cukai.

Photo by Kai Dörner on Unsplash

Pemungut cukai adalah petugas lembaga fiskal Romawi. Tugas itu dipercayakan kepada orang yang mampu menawarkan paling banyak uang kepada pemerintah penjajah. Pada akhirnya jumlah itu pula yang harus ditagihnya dengan bermacam cara.

Seorang pemungut cukai hidup dari selisih antara jumlah yang ditetapkan penjajah dan yang ditagihnya. Artinya, jika berlaku jujur, dia tidak mendapat apa pun. Tak heran jika profesi pemungut cukai dibenci kaum nasionalis agama.

Namun, Lukas mencatat bahwa dalam diri Zakheus ada sesuatu yang baik. Ia pribadi yang bertindak dan akan melakukan segala upaya untuk mencapai kerinduannya.

Zakheus ingin tahu orang seperti apakah Yesus itu. Kabar yang masuk ke telinganya adalah Sang Guru dari Nazaret itu bukan guru sembarangan. Yesus menerima orang apa adanya. Bahkan, salah satu murid-Nya, Matius, adalah mantan pemungut cukai.

Sayang badannya pendek. Dan orang banyak yang sedang berkerumun di sekitar Yesus agaknya menghalang-halanginya. Namun, ia tak pulang ke rumah. Saking penasarannya, dia berlari dan memanjat pohon ara untuk melihat Yesus. Entah bagaimana tanggapan orang banyak melihat tindakannya itu.

Zakheus mencari Yesus. Namun, di pihak lain, Yesus pun juga mencari Zakheus. Yesuslah yang menyapanya terlebih dahulu, bahkan berkata, ”Aku harus menumpang di rumahmu.” Kegigihan Zakheus membuat dia mendapatkan lebih dari yang diharapkan.

Tindakan Sang Guru membuat iman Zakheus bertumbuh. Sang Pemungut cukai mendonasikan setengah hartanya kepada orang miskin. Ia juga berniat mengembalikan empat kali lipat kepada orang yang pernah dicuranginya. Bisa jadi Zakheus langsung jatuh miskin. Namun, tindakannya itu sungguh-sungguh mencerminkan arti namanya.

Selamat bekerja,

Yoel M. Indrasmoro
Direktur Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *