Posted on Tinggalkan komentar

Damai Sejahtera bagi Kamu

(Luk. 24:36-43)

”Damai sejahtera bagi kamu.” Demikianlah sapaan Yesus yang bangkit kepada para murid-Nya. Dalam sapaan itu tampak jelas bahwa damai sejahtera bukanlah berasal dari para murid. Damai sejahtera berasal dari Yesus yang bangkit. Damai sejahtera bukanlah upaya para murid, tetapi sungguh-sungguh pemberian Sang Guru.

Yang dimaksudkan dengan damai sejahtera di sini tentu bukanlah kehidupan serbasenang. Kita tentu pernah merasakan dalam keadaan serbasulit hati tetap sejahtera. Kita tetap merasa ada yang bisa dipegang. Namun, pengalaman hidup juga memperlihatkan, kadang kita merasa tak enak hati meski semuanya berjalan dengan baik-baik saja.

Pada waktu itu keadaan para murid memang jauh dari rasa damai. Sang Guru mati. Mereka tak lagi punya harapan. Belum lagi adanya tekanan para imam kepala dan ahli Taurat. Bisa dipahami jika mereka merasa hidup mereka bagai telur di ujung tanduk. Nasib mereka serbagamang. Dalam kegamangan itu, Sang Guru datang dan menyapa mereka, ”Damai sejahtera bagi kamu.”

Yesus memberikan damai sejahtera bagi murid-murid-Nya. Itu bukanlah sekadar perasaan damai, tetapi sungguh-sungguh berdasarkan logika sederhana. Bagaimanapun, Yesus telah bangkit dari maut. Kalau maut saja bisa dipatahkan Sang Guru, lalu mengapa pula mereka harus merasa gentar dan hidup dalam ketidakpastian?

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *