(Luk. 3:21-22)
”Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan Ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atasnya. Dan terdengarkah suara dari langit, ’Engkaulah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan.’”
Kisah pembaptisan Yesus versi Lukas unik. Tidak ada percakapan antara Yesus dan Yohanes Pembaptis. Bahkan, para pembaca tidak diberi tahu siapa yang membaptis Yesus. Beritanya pun singkat saja. Terkesan datar. Namun, tetap menarik disimak.
Sepertinya Lukas hendak menampilkan Yesus Orang Nazaret sama seperti manusia lainnya. Dengan kata lain, Yesus Sang Guru menyamakan dan menyatukan diri-Nya dengan orang banyak yang ingin dibaptis. Yesus tak merasa perlu diistimewakan. Dia menjadi salah seorang dari sekelompok manusia yang rindu bertobat.
Yang lainnya, Lukas tampaknya memperlihatkan bahwa karya pertama Yesus adalah berdoa. Ya, doa. Doa menjadi karya signifikan dalam kehidupan Yesus Orang Nazaret. Dan pada akhirnya Yesus mengakhiri karya-Nya dengan doa pula di Taman Getsemani.
Dan dalam suasana doa itulah langit terbuka, Roh Kudus hadir dalam rupa seperti burung merpati dan turun ke atasnya, serta terdengar suara: ”Engkaulah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan.” Lukas tampaknya hendak menyatakan bahwa orang-orang yang telah dibaptis itu menjadi saksi dari peristiwa baptis ini.
Apa artinya ini? Kemungkinan besar Lukas hendak mengajak para pembacanya untuk menjadi saksi bahwa Yesus adalah Anak Allah, kesayangan Bapa-Nya, namun rela menyatukan diri-Nya dengan manusia, dan pada akhirnya menyelamatkan manusia.
Itu berarti kita juga dipanggil untuk menjadi saksi karya penyelamatan Allah itu. Sehingga makin banyak orang merasakan karya penyelamatan Allah itu.
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional