(Luk. 3:23-38)
”Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli…” (Luk. 3:23).
Demikianlah Lukas mengawali silsilah Yesus Kristus. Hanya Lukas yang menyatakan bahwa Yesus mulai bekerja pada usia sekitar tiga puluh tahun. Tentu bukan bekerja sebagai tukang kayu sebagaimana Yusuf, ayah-Nya, tetapi bekerja dalam karya penyelamatan Allah. Usia tiga puluh tahun dianggap matang untuk menjadi guru.
Menarik disimak, Lukas agaknya sengaja menulis ”dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf”. Catatan ini menjadi penting. Tentu saja, tak banyak orang yang tahu kisah mistis kelahiran Yesus—bahwa Ia dikandung dari Roh Kudus. Namun, catatan itu juga secara tidak langsung menyatakan bahwa Yusuf merupakan ayah hukum Yesus. Dan karena Yusuf adalah keturunan Daud, maka gelar ”Anak Daud” pun akhirnya disematkan kepada Yesus. Dengan demikian keseluruhan silsilah ini merupakan silsilah hukum, dan bukan silsilah jasmani.
Menarik pula disimak, dalam silsilah itu ada tercatat nama Nuh dan Henokh. Dalam Kitab Kejadian tercatat bahwa ”Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah”. Sedangkan untuk Henokh dinyatakan: ”Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.” Keduanya hidup dalam persekutuan yang akrab dengan Allah. Dan Yesus orang Nazaret merupakan keturunan dari keduanya.
Sekali lagi, menariknya, dalam penelusuran silsilah itu Lukas tidak berhenti pada Adam, tetapi melanjutkannya dengan ”anak Allah”. Adam memang ciptaan langsung Allah. Sepertinya Lukas hendak menegaskan bahwa secara hukum, menurut silsilah, Yesus memang anak Allah. Dan itulah yang ditegaskan Allah dalam pembaptisan Yesus: ”Engkaulah Anak-Ku yang terkasih.” Dengan kata lain, baik secara _de jure_ maupun _de facto_, Yesus anak Allah.
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional