Posted on Tinggalkan komentar

Mendekam dalam Penjara

(Luk. 3:18-20)

”Dengan banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak. Akan tetapi, setelah raja wilayah Herodes ditegur olehnya karena peristiwa Herodias, istri Saudaranya, dan karena segala kejahatan lain yang dilakukannya, raja itu menambah kejahatannya dengan memasukkan Yohanes ke dalam penjara.”

Berkait pelayanan Yohanes Pembaptis, Lukas tak menulis banyak. Hanya satu kalimat. Namun, satu kalimat itu memperlihatkan bahwa pelayanan Yohanes Pembaptis di mata Lukas serupa dengan pelayanan Yesus. Sehingga Lukas berani menyimpulkan bahwa Yohanes Pembaptis memberitakan Injil bagi bangsa Yahudi.

Namun demikian, penginjilan itu tak berlangsung lama. Pelayanan Yohanes Pembaptis bermuara di dalam penjara. Ya, Yohanes Pembaptis mendekam di penjara karena sang raja tak senang ditegur.

Teguran itu bukan tanpa dasar. Entah bagaimana ceritanya, sang raja mengambil Herodias, istri saudaranya, sebagai istrinya. Di mata anak Zakharia, tindakan sang raja tak bisa dibenarkan. Dan karena itu, Yohanes Pembaptis menegurnya. Bukannya bertobat, sang raja menangkap sang nabi dan memasukkannya ke dalam penjara.

Menarik disimak, jika dalam peristiwa di Sungai Yordan, banyak orang—termasuk pemungut cukai, juga para prajurit—yang merasa ditegur bertanya, ”Apakah yang harus kami perbuat?”; maka sang raja tak bertanya. Mungkin karena merasa benar. Bisa jadi karena malu bertanya. Yang pasti tindakan sang raja membuat Israel kehilangan nabinya.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *