(Pengkhotbah 11:2)
Dalam ayat 2 sang pemikir menasihati: ”Berikanlah bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, karena engkau tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi.” Tak terlalu mudah memahami maksud sang pemikir. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Tanamlah modalmu di berbagai niaga; carilah usaha sebanyak-banyaknya. Sebab orang perlu waspada, sebelum musibah menimpa.”
Sang pemikir menyinggung soal antisipasi. Dalam dunia niaga, modal perlu dibagi-bagi di beberapa tempat, agar—ketika bencana menimpa—tidak ludes semuanya. Nasihat sang pemikir ini bak sekoci penolong dalam kapal penumpang. Tentu tak seorang penumpang pun berharap akan menggunakannya. Namun, keberadaan sekoci penolong merupakan keniscayaan.
Dalam dunia pertanian ada istilah tumpang sari, yaitu bercocok tanam dengan menanam dua jenis tanaman atau lebih secara serentak, dengan membentuk barisan-barisan lurus untuk tanaman, yang ditanam secara berseling pada satu bidang tanah. Maksudnya, ketika tanaman pokoknya tidak panen maksimal, petani masih bisa menikmati hasil panenan lain.
Bagaimana dengan karyawan yang hanya bekerja pada satu perusahaan? Pada masa pandemi ini, mengencangkan ikat pinggang merupakan kemestian. Tentu tujuannya bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Bagaimanapun, ini kata Tuhan Yesus dalam Yohanes 12:8, ”Orang-orang miskin selalu ada pada kamu.”
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional
Foto: Istimewa