(Ams. 2:6-8)
Dalam ayat 6, penulis Kitab Amsal menegaskan: ”Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.” Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”TUHANlah yang memberikan hikmat; dari Dialah manusia mendapat pengetahuan dan pengertian.”
Dalam ayat ini bergemalah kisah penciptaan. Dalam Kejadian 1:26 Allah berfirman, ”Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
Allah menciptakan manusia seperti diri-Nya sendiri. Dan itu bukan tanpa maksud. Allah menjadikan manusia sebagai mandataris-Nya untuk mengusahakan dan memelihara bumi. Sejatinya hikmat diberikan agar manusia mampu menjalankan tugasnya sebagai mandataris Allah. Dan hanya dari Allah manusia memperoleh pengetahuan dan pengertian. Sehingga kesombongan, bahkan merasa lebih hebat dari Allah, sungguh absurd.
Sehingga jalan terlogis bagi manusia adalah bersikap jujur dan murni dalam laku. Kejujuran sikap dan kemurnian hidup merupakan panggilan manusia selaku ciptaan Allah yang istimewa. Itu pun sejatinya merupakan keniscayaan.
Menarik disimak, ketika manusia berusaha bersikap dan bertindak seperti Allah, Allah tidak menganggapnya saingan, melainkan sekutu. Dan karena itu, dalam ayat 7-8 Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Kepada orang yang tulus dan tak bercela, diberikan-Nya pertolongan dan perlindungan. TUHAN menjaga orang-orang yang berlaku adil, dan melindungi mereka yang mencintai Dia.”
SMaNGaT,
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional
Foto: Helena Hertz