(Ams. 2:9-19)
Dalam ayat 9, penulis Kitab Amsal menyatakan: ”Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik.” Demikianlah buah dari seorang yang mau mendengarkan hikmat Allah dan hidup di dalamnya. Hikmat Allah memampukan manusia untuk mengerti tentang kebenaran, kejujuran, dan setiap jalan yang baik.
Berkait dengan kebenaran, ada begitu banyak klaim tentang kebenaran. Setiap orang cenderung merasa dirinya benar, baik karena modal pengetahuan yang dikumpulkan, atau karena pengalaman yang didapat, ada juga yang merasa mendapat wangsit dari Allah, tentu ada pula yang selalu merasa benar dan yang lainnya salah.
Klaim-klaim semacam itu hanya akan membuat dunia makin riuh. Dan makin kisruh, ketika kebenaran yang satu beradu dengan kebenaran lainnya. Pertanyaannya: mana yang sungguh-sungguh benar?
Jika kembali pada kisah penciptaan—yang menyatakan bahwa akal budi adalah anugerah Allah—maka sumber kebenaran sejati adalah Allah sendiri. Itu jugalah yang ditegaskan Yesus Orang Nazaret dalam Yohanes 14:6: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” Sehingga berkait dengan kebenaran, kita hanya perlu melayangkan pandangan kita kepada Yesus—Allah yang menjadi manusia. Seorang yang hidup dalam kebenaran Allah niscaya akan bertindak adil, jujur, dan mengerti akan setiap jalan yang baik.
Nah, berkenaan dengan jalan yang baik, setiap saat manusia dihadapkan pada banyak pilihan. Sebenarnya jika ditelusuri setiap pilihan itu pun bermuara pada dua jalan: jalan kehidupan atau jalan kematian. Dan itu hanya kita tahu jika menyinari setiap pilihan itu dengan kebenaran Allah sendiri.
SMaNGaT,
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional
Foto: Rozan Naufal