Posted on Tinggalkan komentar

Meneladan Orang Baik

(Ams. 2:20-22)

Dalam ayat 20 penulis Kitab Amsal mewanti-wanti: ”Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar.” Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Karena itu, anakku, ikutilah teladan orang baik, dan hiduplah menurut kemauan Allah.”

Ketika tidak mudah menilai pilihan-pilihan hidup menurut kehendak Allah, penulis memberi masukan sederhana: meneladan orang baik. Menarik disimak, bukan orang tua, juga bukan orang pintar, melainkan orang baik. Itu berarti bisa orang muda atau orang dengan pola pikir sederhana, selama kualitas hidupnya baik.

Lalu bagaimana caranya menyatakan bahwa seseorang itu baik? Pertama, orang baik itu enggak mau merugikan orang lain. Dia lebih memilih rugi ketimbang merugikan orang lain. Dengan kata lain, dia tidak mau membuat orang lain susah.

Kedua, orang baik, meski ada kesempatan, tidak mengambil yang bukan haknya. Dia sudah merasa cukup dengan apa yang ada pada dirinya. Rasa cukup itulah yang membuatnya tenang dan tidak membebani diri dengan rupa-rupa keinginan. Sehingga dia juga tidak berupaya mencari kesempatan di tengah kesempitan.

Ketiga, orang baik merasa perlu berpikir moderat. Dia tidak membiarkan dirinya berpikir ekstrem mengenai suatu hal. Ketika melintas hal yang buruk di dalam benaknya, maka dia berupaya mengimbanginya. Dia berupaya untuk tidak menghakimi. Itu berarti orang baik tidak membicarakan keburukan orang lain.

Mudah mencarinya? Tentu tidak. Karena itu, jika menemukannya, mari kita menjadikannya teladan!

SMaNGaT,

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Foto: Istimewa

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *