Posted on Tinggalkan komentar

Tidak Ada Jawaban

(Ayb. 19:7-12)

”Sesungguhnya, aku berteriak: Kelaliman!, tetapi tidak ada yang menjawab. Aku berseru minta tolong, tetapi tidak ada keadilan. Jalanku ditutup-Nya dengan tembok, sehingga aku tidak dapat melewatinya, dan jalan-jalanku itu dibuat-Nya gelap” (Ayb. 19:7-8).Inilah yang Ayub rasakan. Tak ada yang memperhatikan keluhannya dan mendengarkan teriakannya.

Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Aku meronta karena kekejaman-Nya itu, tetapi tidak seorang pun yang memperhatikan aku. ’Di mana keadilan,’ teriakku, tetapi tak ada yang mendengar aku. Allah menutup jalanku, aku tak dapat lewat, lorong-lorongku dibuat-Nya gelap pekat.”

Ayub tegas menyatakan bahwa Allah bertanggung jawab atas apa yang menimpa dirinya. Ayub pasti memahami bahwa tak ada sesuatu pun terjadi di dunia ini tanpa izin Allah. Allah itu Mahakuasa. Sehingga dia dengan penuh percaya diri mengatakan bahwa Allah telah menutup jalannya dan membuat jalannya menjadi gelap.

Yang sungguh menyakitkan bagi Ayub adalah sepertinya Allah membiarkannya sendirian. Buktinya—tentu ini dalam pandangan Ayub—Allah tidak menjawab teriakannya. Allah sepertinya juga diam ketika para sahabat sibuk mendakwa Ayub. Dan akhirnya Ayub pun merintih dalam ayat 11-12: ”Murka-Nya menyala terhadap aku, dan menganggap aku sebagai lawan-Nya. Pasukan-Nya maju serentak, mereka merintangi jalan melawan aku, lalu mengepung kemahku.”

Ya, itulah rintihan Ayub. Rintihan karena tak ada jawaban Allah baginya.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *