Posted on Tinggalkan komentar

Takaran

(Luk. 6:38)

”Berilah dan kamu akan diberi: Suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang diguncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam pangkuanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”

Lagi-lagi Sang Guru mengingatkan bahwa memberi adalah tindakan aktif. Dia selalu mendorong para murid-Nya untuk berinisiatif, mengambil langkah pertama. Jangan menunggu! Karena hanya dengan demikianlah maka para murid akan diberi.

Selanjutnya ada tambahan keterangan. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Sederhana tertera: ”Kalian akan menerima berkat dari Allah dengan berlimpah-limpah dan ditakar padat-padat. Sebab, takaran yang kalian pakai untuk orang lain, akan dipakai Allah untukmu.”

Pada titik ini jelaslah, memberi tidak menjadikan kita kurang, tetapi malah berlebihan. Itu juga berarti kita tidak perlu berharap apa pun dari manusia, apalagi orang yang kita beri, namun kita boleh percaya bahwa Allah akan memberikan lebih banyak lagi. Namun, tentu saja, itu tidak berarti kita memberi untuk mendapatkan imbalan. Bukan itu memang. Hanya Allah sendiri yang berjanji bahwa pemberian tulus tidak akan membuat kita kehilangan apa pun.

Menurut Stefan Leks, kata ukuran atau takaran aslinya dipakai untuk gandum. Sehingga Lukas berbicara tentang kain yang ditadahkan di pangkuan untuk menampung gandum. Bisa jadi ketika mencatat nasihat ini Lukas teringat kisah Rut yang mendapatkan sekitar 20 kilogram gandum dari Boas (Rut. 3:15).

Jika manusia sungguh-sungguh baik, berpola hidup seperti Allah sendiri, dia tidak akan mampu menampung semua berkat Allah. Karena itu, jangan takut memberi. Dan gunakanlah takaran Allah sendiri.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *