(Luk. 19:5-7)
”Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata kepadanya, ’Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.’ Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.”
Zakheus ternyata tak bertepuk sebelah tangan. Zakheus memang mencari Yesus. Namun, di pihak lain, Yesus juga mencari Zakheus. Yesuslah yang menyapa Zakheus terlebih dahulu. Bahkan, Yesus menyatakan bahwa Dia harus menumpang di rumah Zakheus.
Tak mudah, dibayangkan apa makna sapaan Yesus di mata Zakheus. Yesus memanggil dia dengan namanya. Namanya, yang kadang menjadi bahan olok-olok orang itu, ternyata berharga di mata Yesus. Buktinya: Yesus mau menyebut namanya. Yesus tidak mengolok-oloknya, bahkan ingin menumpang di rumahnya.
Menumpang di rumah orang yang dianggap berdosa merupakan tindakan yang tidak biasa. Menumpang di rumah seseorang menyiratkan hubungan yang sangat akrab. Tentu kita tidak mau menginap di rumah orang yang tidak kita kenal atau percayai. Dan Yesus merasa perlu menumpang di rumah Zakheus. Itu berarti Yesus menganggap Zakheus sebagai sahabatnya. Yesus percaya kepada kepala pemungut cukai itu.
Tindakan Yesus sendiri pada akhirnya dicibir oleh para pemimpin Yahudi. Sang Guru tak terlalu peduli dengan cibiran itu. Tampaknya, Yesus tahu, pada dasarnya Zakheus sungguh-sungguh ingin hidup seturut arti namanya. Yesus tahu, Zakheus membutuhkan sahabat. Dan Yesus bersedia menjadi sahabatnya.
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional