(Luk. 19:3-4)
Motivasi Zakheus sangat besar. Kelihatannya, dia sungguh-sungguh penasaran akan pribadi Sang Guru dari Nazaret. Dari kabar yang didengarnya Sang Guru dari Nazaret itu memang bukan sembarang guru. Dia berbeda dari guru-guru yang biasa dikenalnya, yang sering menganggapnya rendah. Kabarnya, Yesus dari Nazaret menerima orang apa adanya. Bahkan salah seorang murid-Nya pun mantan pemungut cukai.
Mungkin, memang itulah alasan utama Zakheus dibalik keinginannya untuk melihat Yesus. Kemungkinan besar, dia pribadi yang kesepian. Dia tahu, jabatannya sebagai kepala pemungut cukai memang tidak disukai banyak orang. Dia dianggap sebagai pengkhianat bangsa.
Dia tahu juga, meski ada yang dekat dengannya, kebanyakan adalah orang-orang yang memang memiliki kepentingan. Mereka ingin menikmati pula kekayaannya. Mereka tidak sungguh-sungguh tulus bersahabat dengannya. Persahabatan itu berlandaska hal sangat rapuh: uang.
Sekali lagi, Zakheus adalah pribadi yang kesepian. Dia butuh teman. Teman yang sungguh-sungguh tulus menerima dia apa adanya. Bukan teman yang hadir saat membutuhkan sesuatu darinya saja. Sepertinya dia sudah capek dengan teman-teman macam begini. Dan harapannya itu semakin tebal ketika mendengar bahwa Yesus singgah di kotanya.
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional