Posted on Tinggalkan komentar

Sion: Kota Allah

Mazmur 87 merupakan nyanyian bani Korah bagi Sion. Pemazmur menyatakan pada ayat 1-3: ”Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya: ’TUHAN lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman Yakub. Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.’”

Sion merupakan bukit tempat Bait Allah didirikan. Dan Yerusalem berbeda dengan kota-kota Israel lainnya karena Bait Allah ada di sana. Itulah yang membedakan Yerusalem dari kota-kota lain di seluruh dunia.

Dalam Mazmur 87, pemazmur juga menyatakan bahwa Rahab, Babel, Filistea, Tirus, dan Etiopia—kota-kota yang sering dianggap sebagai musuh Israel—dilahirkan di Yerusalem. Hal itu memperlihatkan hak Allah dalam memerintah dan memelihara kota-kota di seluruh dunia.

Pujian bagi Yerusalem sesungguhnya bukanlah tanpa konsekuensi. Yerusalem dipanggil menjadi berkat bagi kota-kota lain. Namun demikian, kenyataannya memang tidak demikian. Yerusalem—mengutip syair lagu karya Pak van Dop—”tak lagi [kau] menjunjung citra sorga”. Dan karena itu, Allah menghukum dan akhirnya memulihkannya.

Bagi orang Kristen, Yerusalem menjadi berbeda karena di sanalah puncak penyelamatan Allah—melalui peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus Orang Nazaret—berlangsung. Dalam Kitab Wahyu, Allah sendiri akan menjadikan Yerusalem baru. Dan kitalah warga kota Yerusalem baru itu.

Sebagai warga kota Yerusalem baru, panggilan kita—juga di tengah pandemi ini—tidak berubah, yaitu terus menjunjung citra surga!

SMaNGaT,

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Foto: Alexis Balinoff

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *