Posted on Tinggalkan komentar

Sang Bapa Keluar Rumah

(Luk. 15:28b)

”Lalu ayahnya keluar dan membujuknya.” Demikianlah kisah Sang Perawi. Sang Bapa tak ingin anak sulungnya ada di luar rumah. Dalam logika Sang Bapa, baik si Bungsu maupun si Sulung tempatnya ada di dalam rumah. Sehingga ketika tahu bahwa anak sulungnya marah dan tak mau masuk rumah, Sang Bapa pun keluar rumah. Sang Bapa meninggalkan pesta itu untuk menemui anak sulungnya. Dalam pemahaman Sang Bapa tinggal di luar rumah berarti sama halnya dengan memutus hubungan dengan-Nya.

Pada titik ini kisah si Bungsu pun terulang—sama-sama di luar rumah—tentu saja dengan pelaku yang berbeda. Keduanya disengaja. Pada waktu sebelumnya si Bungsu sengaja keluar rumah dan menjauhi Sang Bapa dan kini si Sulung sengaja tidak mau masuk rumah dan enggan mendekati Sang Bapa.

Menarik disimak, Sang Perawi, Yesus Orang Nazaret, menyatakan ada perbedaan perlakuan Sang Bapa terhadap kedua anaknya. Jika kepada si Bungsu, Sang Bapak tidak mendekati dan membujuknya saat dia di luar rumah, kepada si Sulung Sang Bapak merasa perlu keluar rumah untuk mendekati dan membujuk si Sulung.

Bisa jadi Sang Perawi ingin memperlihatkan bahwa Sang Bapa sungguh mengasihi si Sulung. Sang Bapa merasa perlu bertindak lebih. Jelas juga bahwa si Sulunglah prioritas Sang Bapa saat itu. Dan karena itu, Sang Bapa merasa perlu membujuknya.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *