Posted on Tinggalkan komentar

Rumah-Ku Harus Penuh

(Luk. 14:15-22)

Kisah Perumpamaan Orang-orang yang Berdalih tak hanya bicara soal kemurkaan sang pengundang kepada para undangan, yang sudah dipilih jauh-jauh hari, tetapi juga kesempatan kepada orang-orang yang tak layak diundang sama sekali.

Demikianlah perintah sang pengundang kepada para hambanya dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini: ”Cepatlah pergi ke jalan-jalan dan gang-gang di kota. Bawalah ke mari orang miskin, orang cacat, orang buta dan orang lumpuh.”

Perhatikan, yang diundang adalah orang-orang yang awalnya tak masuk hitungan—orang miskin, orang cacat, orang buta, dan orang lumpuh. Semua itu adalah orang-orang yang sering kali tak dianggap dalam budaya Yahudi. Apalagi dengan para difabel. Mereka adalah orang-orang yang tersingkir karena banyak orang menganggap kecacatan yang disandangnya karena dosa mereka. Namun, sang pengundang sengaja mengundang mereka.

Hanya, meski para hamba itu sudah mengundang orang yang tak layak diundang, ternyata masih ada tempat. Menanggapi hal itu, sang pengundang pun berkata, ”Pergilah ke jalan-jalan raya dan lorong-lorong di luar kota, dan desaklah orang-orang datang, supaya rumah saya penuh.” Sekarang ini diperluas, siapa saja boleh masuk. Bahkan, kalau perlu didesak untuk turut serta dalam perjamuan itu.

Apa maknanya bagi kita? Jelaslah kasih Allah tak terbatas. Bahkan Allah ingin, terkesan memaksa, semua orang merasakan keselamatan-Nya. Tak ada syaratnya sama sekali. Karena itu, menjadi bagian kita untuk mensyukuri kasih Allah itu dan tidak menjadi penghalang bagi orang lain untuk merasakan Kerajaan Allah itu.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *