Posted on Tinggalkan komentar

Mengundang Orang

(Luk. 14:12-14)

”Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”

Demikianlah nasihat Yesus perihal undang-mengundang. Jika dalam merespons undangan, Yesus mengajak para murid-Nya untuk bersikap _low profile_; saat mengundang para murid dilarang membeda-bedakan kursi. Semua tempat adalah tempat kehormatan. Bahkan Yesus mengajak mereka untuk mengundang orang yang tak layak diundang. Intinya: jangan mengharapkan imbalan.

Yesus mengajak para murid-Nya untuk mendahulukan orang lain. Mengapa? Karena mendahulukan orang lain merupakan wujud nyata dari keinginan kita untuk mengutamakan Allah. Artinya, bukan diri sendiri yang dimuliakan, tetapi kemuliaan Allahlah yang utama. Bukan diri kita yang disenangkan, tetapi Allah sendiri.

Mengapa kita perlu menyenangkan Allah? Jika itu pertanyaannya, perlu ditambah pertanyaan selanjutnya: Mengapa tidak menyenangkan Allah? Apa yang bisa dilakukan manusia tanpa Allah? Bukankah tanpa Allah kita memang bukan apa-apa? Dari manakah datangnya napas hidup itu? Bukankah kehidupan pun berasal dari Allah? Lalu, mengapa kita tidak menyenangkan-Nya?

Bahkan manusia tanpa Allah, cenderung menjadi serigala terhadap sesamanya _(homo homini lupus est)_. Sejarah mencatat, manusia tanpa Allah akan cenderung menjadi tuan dan menganggap manusia lain sebagai budak. Manusia tanpa Allah cenderung mengingkari kemanusiaan dalam diri orang lain. Manusia tanpa Allah hanya akan membuahkan malapetaka.

Sebaliknya, manusia yang memuliakan Allah akan berusaha mendahulukan orang lain. Dia berusaha menjadi berkat bagi manusia lainnya. Bukankah ini inti dari Hukum Kasih?

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *