Posted on Tinggalkan komentar

Pilihan Pilatus

(Luk. 23:13-24)

”Lalu Pilatus memutuskan, supaya tuntutan mereka dikabulkan.” Inilah pilihan Pilatus. Apa pun simpati orang terhadap Pilatus berkait dengan situasi dan kondisi yang dialaminya, Lukas menyatakan dengan jelas bahwa Pilatuslah yang memutuskan. Kendali memang di tangan Pilatus. Dialah pemimpin tertinggi di Israel saat itu.

Tentu saja, Lukas menyatakan bahwa tindakan Pilatus itu bukan tindakan yang mudah. Pilatus pun tampaknya bergumul hebat. Bahkan istrinya pun sempat mengingatkannya dengan pesan: ”Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam.”

Sebenarnya sudah tiga kali Pilatus menyatakan bahwa Yesus Orang Nazaret tidak bersalah. Dan karena itu dia hendak membebaskannya. Akan tetapi, dia tidak berani membebaskannya. Dia tidak berani mengambil risiko. Bahkan untuk membebaskan Yesus, Raja Orang Yahudi, Pilatus merasa perlu persetujuan orang banyak. Dan orang banyak memang tidak setuju.

Namun, toh Pilatus tak kurang akal. Dia meminta orang untuk menyesah Yesus. Agaknya dia berharap orang banyak itu akan kembali nalar budinya, dan mau mencabut tuntutannya. Dengan sengaja Pilatus mengajak orang banyak itu untuk melihat Yesus. Dan pada titik ini, bisa jadi Pilatus berharap orang banyak itu tertegun seperti dalam nubuat Yesaya: ”begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi” (Yes. 52:14). Pilatus ingin orang banyak itu merasa kasihan dan akhirnya melepaskannya. Namun, bukan itu yang terjadi. Orang banyak itu malah ingin melepaskan Barabas dan tetap menuntut Yesus disalibkan.

Lukas mencatat: ”Ia melepaskan orang yang dimasukkan ke dalam penjara karena pemberontakan dan pembunuhan itu sesuai dengan tuntutan mereka, sedangkan Yesus diserahkannya kepada mereka untuk diperlakukan semau-maunya.”

Ya, itulah keputusan Pilatus. Hidup memang cuma serangkaian keputusan yang diambil. Dan Pilatus telah memilih.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *