Posted on Tinggalkan komentar

Pilatus pun Lepas Tangan

(Luk. 23:3-7)

Pilatus tak mau dijebak. Atas tuduhan Mahkamah Agama, dia hanya fokus pada kemungkinan tindakan makar. Tentu saja Pilatus berkepentingan dalam hal ini. Jika dia membiarkan pemberontakan terjadi, dia bisa dicopot dari jabatannya. Itu sangat tidak diinginkannya.

Karena itu, Pilatus bertanya, ”Engkaukah raja Orang Yahudi?” Dan Yesus menjawab, ”Engkau sendiri mengatakannya.” Dalam kalimat itu Yesus hendak mengingatkan wakil pemerintahan Romawi itu bahwa frasa ”raja Orang Yahudi” bukan berasal dari diri-Nya, tetapi dari mulut Pilatus sendiri.

Yesus konsisten. Baik kepada Mahkamah Agama maupun Pilatus jawaban-Nya sama: ”Engkau sendiri mengatakannya.” Dengan demikian Yesus hendak menegaskan bahwa Dia tidak pernah mengeklaim bahwa Dia adalah Raja Orang Yahudi. Kerajaan-Nya lebih luas dari itu.

Selanjutnya Yesus hanya diam. Dia tidak menjawab apa-apa. Dia tak perlu membela diri. Kadang orang berpikir bahwa kediaman itu membuat kawan bicara tak mampu melihat kenyataan sebenarnya. Sehingga perlu klarifikasi.

Pendapat itu ada benarnya. Namun demikian, atas tuduhan Mahkamah Agama, Yesus mengambil sikap diam. Bisa jadi apa pun yang akan dikatakan-Nya hanya akan membuat tuduhan akan menjadi lebih banyak lagi. Bukankah itu yang sering terjadi. Klarifikasi sering dipahami oleh pihak lain sebagai ajang pembenaran. Terlebih, jika pihak lain itu memang sudah enggak mau tahu lagi apa yang sesungguhnya terjadi.

Tak hanya itu, tampaknya Pilatus sadar bahwa Mahkamah Agama sedang menjadikannya alat untuk mengegolkan keinginan mereka. Sehingga, jalan terlogis adalah mengirimkan Yesus kepada Herodes. Jika Yesus mengeklaim diri sebagai Raja Orang Yahudi, semestinya Herodeslah yang paling merasa terganggu. Dan untuk sementara Pilatus terbebas dari urusan politik agama Mahkamah Agama.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *