(Luk. 13:20-21)
”Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? 13:21 Kerajaan itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu sebanyak empat puluh liter sampai mengembang seluruhnya.”
Dari segi ukuran perumpamaan ragi mirip dengan perumpamaan biji sesawi. Bayangkan sejumput ragi bisa mengembangkan 40 liter adonan tepung terigu.
Namun demikian, agaknya dengan perumpamaan ragi ini, Sang Guru sedang berbicara soal pengaruh. Sejumput ragi ternyata bisa memengaruhi 40 liter tepung terigu. Bisa diduga, Sang Guru hendak mengingatkan para murid-Nya untuk tidak minder. Selama berkualitas, mereka akan mampu mewarnai masyarakat di mana mereka tinggal.
Tentu ada syaratnya. Ragi itu harus memercayakan dirinya kepada wanita itu. Dia mesti pasrah bongkokan, percaya bahwa dia tidak akan dibuang, tetapi digunakan untuk mengembangkan adonan. Itu berarti bahwa para murid mesti bersedia diutus ke dalam masyarakat.
Yang kedua, ragi itu pun harus mau membagikan diri di tengah adonan tepung itu. Ragi itu harus mau bercampur dengan adonan tersebut. Demikian juga para murid harus mau berbaur dengan masyarakatnya. Itu hanya mungkin terjadi ketika mereka menanggalkan sikap eksklusif dan mengenakan sikap insklusif. Pada titik ini, sesungguhnya para murid hanya mengikuti jejak Sang Guru, yang hadir bagi masyarakat-Nya pada zaman-Nya.
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional