Posted on Tinggalkan komentar

Pertimbangan Matang

(Luk. 14:28-33)

Menjadi murid Yesus merupakan tindakan radikal. Sang Guru menuntut komitmen total. Menjadi murid sungguh berat karena Yesus Orang Nazaret menuntut segalanya. Dan karena itu, panggilan itu harus diterima dengan pertimbangan matang.

Bisa dipahami jika Yesus, sebagaiman catatan Lukas, menegaskan: ”Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, apakah uangnya cukup untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, dan berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.”

Ya, dalam pandangan Yesus, pembangun yang bijak telah memperhitungkan semuanya. Sehingga dia tidak menyesal dan menjadi bahan tertawaan nantinya. Bahkan, Sang Guru menyatakan bahwa hanya orang tidak waraslah yang maju berperang tanpa memperhitungkan untung ruginya.

Dengan dua perumpamaan ini Yesus hendak mengatakan bahwa Dia tidak mau orang menjadi murid-Nya karena hikmat sesaat atau emosi belaka. Semuanya harus dipertimbangkan masak-masak. Itulah panggilan seorang murid sejati.

Itulah sebabnya gereja masa kini memberikan katekisasi bagi remaja Kristen. Mereka—yang telah mengenal kekristenan dari orang tuanya sejak masa kanak-kanak—didorong untuk berpikir serius apakah akan tetap menjadi Kristen sebagaima orang tuanya atau tidak. Katekisasi bisa menjadi ruang bagi para remaja untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *