Posted on Tinggalkan komentar

Percaya

Daud memulai Mazmur 56 dengan permohonan: ”Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang-orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan mengimpit aku!” Mazmur ini muncul ketika orang Filistin menangkap dia di Gat.

Untuk menghindari kejaran Saul dan tentaranya, Daud mengambil langkah cerdas. Dengan sengaja Daud menyembunyikan dirinya di tengah musuh Israel. Tentara Saul tentu tidak akan berani terang-terangan mengejarnya masuk tanah Filistin. Sayangnya Daud lupa, dia telah menjadi sangat terkenal di Filistin setelah duel yang dimenangkannya melawan Goliat. Sehingga tentara Filistin langsung menangkap Daud dan membawanya ke raja Gat.

Situasi menjadi kritis karena Daud memang musuh besar bangsa Filistin. Saat itulah Daud memohon, ”Kasihanilah aku, ya Allah!” Daud mengharapkan belas kasihan Allah. Dia sadar tak lagi bisa hanya mengandalkan kekuatannya sendiri. Namun, pada titik itu jugalah Daud berikhtiar, yang menjadi refrein dalam mazmur ini, ”kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?”

Percaya berarti memercayakan diri. Percaya kepada Allah berarti memasrahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Dan itulah yang membuat manusia semestinya tidak perlu takut lagi. Ya, apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap orang-orang yang telah menyerahkan diri secara total kepada-Nya?

Namun demikian, menyerahkan diri secara total kepada Allah tidak berarti manusia lepas dari tanggung jawab. Tidak demikian. Bahkan, sering kali Allah meminta manusia untuk melakukan sesuatu. Dan itulah yang dilakukan Daud, yaitu dengan berpura-pura sakit ingatan di hadapan raja Gat. Dan Allah memberkati usaha Daud itu.

Tak beda dengan pandemi COVID-19 ini. Tentu kita berharap pagebluk ini berakhir. Kita percaya Allah mampu mengatasi pandemi ini. Akan tetapi, Allah juga meminta kita melakukan sesuatu untuk memutus penyebaran virus ini. Dengan kata lain, kita menjadi rekan sekerja Allah dalam mengatasi pagebluk ini. Dan itulah panggilan kita sekarang ini.

SMaNGaT,

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *