(Luk. 12:41-48)
”Kata Petrus, ’Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?’ Jawab Tuhan, ’Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.’”
Petrus, yang tampaknya tak bisa menahan dirinya, cepat bertanya, ”Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?” Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Tuhan, apakah pelajaran itu Tuhan tujukan kepada kami atau kepada semua orang?”
Menarik disimak, Sang Guru tidak langsung menjawab pertanyaan Petrus. Bahkan bertanya kepada para murid-Nya. Dengan cara itu, kelihatannya Sang Guru hendak mengingatkan bahwa setiap pengikutnya sesungguhnya dipanggil untuk melayani orang lain.
Dengan kata lain, sebagai pelayan, dia tidak hanya melayani Allah, tetapi juga orang-orang yang berada di sekitarnya. Setiap pelayan Allah adalah juga pelayan dari para pelayan Allah. Atau bisa juga dipahami bahwa pelayanan kita kepada Allah berbanding lurus dengan pelayanan kita kepada sesama, yang juga adalah pelayan Allah. Semakin besar kita melayani Allah, semakin besar pulalah kita harus melayani sesama kita. Dan itulah perintah yang terutama.
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional