Posted on Tinggalkan komentar

Padang Gurun

(Luk. 3:3-6)

”Lalu datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan memberitakan baptisan tobat untuk pengampunan dosa, seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: “Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.”

Dalam pandangan Lukas, Yohanes Pembaptis merupakan penggenapan nubuat dari suara yang berseru-seru di padang gurun. Suara yang berseru-seru. Bukan dalam hati, tetapi dilantangkan. Bukan di kota atau desa, tetapi di padang gurun.

Suara harus dikumandangkan. Apalagi jika bukan untuk kepentingan privat. Suara itu wajib diperdengarkan karena sifatnya, yaitu tadi, untuk kepentingan publik. Dan baptisan tobat untuk pengampunan dosa memang bukan bagi kalangan sendiri. Sifatnya universal. Dan anak Zakharia itu ingin semua orang melihat keselamatan yang dari Tuhan.

Padang gurun menjadi lokus karya Yohanes Pembaptis. Padang gurun merupakan tempat orang hanya mungkin bergantung kepada Allah saja. Sebagaimana Israel merasakan pemeliharaan, perlindungan, dan penguatan Allah, Yohanes Pembaptis pun demikian. Semua bertumpu kepada Allah saja.

Setiap pelayan firman Allah dipanggil juga untuk menjadikan padang gurun sebagai lokus pelayanannya. Itu berarti senantiasa bersandar kepada Allah saja. Bagaimanapun pelayanan firman Allah sejatinya memang karya Allah.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *