”Ya TUHAN, Allahku, pada-Mu aku berlindung” (Mzm. 7:1). Demikianlah Daud mengawali nyanyian ratapannya. Dia meratap di hadapan Allah karena Kush, orang Benyamin. Kita tidak mengenal siapa Kush dan apa yang dilakukannya. Namanya tidak tercatat dalam kitab-kitab sejarah Israel. Akan tetapi, kita bisa menduga Daud begitu tertekan sehingga menangis dan menjerit di hadapan Allah.
Namun demikian, frase ”pada-Mu aku berlindung” gamblang memperlihatkan bahwa Allah adalah tempat perlindungan, yang membuat Daud memercayakan diri kepada-Nya. Pada ayat 11, Daud mengimani: ”Perisai bagiku adalah Allah, yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati.” Di mata Daud, Allah adalah Juru Selamat. Karena itu, logislah berlindung kepada-Nya.
Wabah Covid-19 sungguh menyesakkan karena serbatak jelas—apakah kita positif, negatif, atau telah terinfeksi? Bagaimana pula dengan anggota keluarga kita—orang-orang yang kita sayangi? Bagaimana pula dengan orang-orang yang kita kenal, juga yang tak kita kenal? Miris rasanya.
Dalam ketidakjelasan ini, marilah kita berseru dalam doa, ”Ya, Tuhan, pada-Mu kami berlindung.”
SMaNGaT,
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional