(Luk. 18:35-43)
“Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Teriakan itulah yang menyapa Yesus yang sedang berjalan ke Yerikho. Dalam teriakan itu tampaklah bahwa orang yang berteriak itu mengenal Yesus sebagai Anak Daud. Meski orang banyak mengenal Yesus sebagai orang Nazaret, orang buta itu menyapa Yesus dengan sebutan ”Anak Daud”.
Sebutan “Anak Daud” bukanlah sebutan biasa di masa itu. Sebutan itu hendak mengungkapkan bahwa Yesus adalah Mesias. Sebutan ini mengandaikan pula bahwa Guru dari Nazaret itu bukan sembarang guru. Tak heran, banyak orang memintanya diam. Bagaimanapun, sebutan itu tak begitu disukai oleh antek-antek Romawi, juga orang-orang yang memusuhi Yesus.
Lukas tak menyebut nama orang itu. Markus menyatakan bahwa namanya adalah Bartimeus. Sebenarnya itu pun bukan nama pribadinya. Sebab arti Bartimeus adalah anak Timeus. Namanya sendiri tak banyak orang mengetahuinya. Lagi pula, mengapa pula orang perlu mengenal nama sebenarnya. Bukankah dia sendiri buta, dan profesinya pun cuma pengemis.Dan dia tak hanya berteriak. Dalam teriakannya itu terselip permohonan: “Kasihanilah aku!”
Itu jugalah alasannya berteriak. Dia ingin Yesus, Anak Daud itu, mengasihani dirinya. Dan keyakinannya itulah yang membuatnya terus berteriak meski banyak orang yang memintanya untuk diam. Dia tetap berteriak karena dia tahu Yesus adalah Anak Daud; dan dia percaya karena gelar itulah Yesus akan mengasihaninya.
Orang buta itu memiliki harapan. Dia percaya Yesus akan memenuhi harapannya itu. Dan harapannya itulah yang membuatnya terus berteriak.
Dan harapannya itu tidak mengecewakannya. Yesus, Anak Daud itu, mengabulkan keinginannya. Dia bisa melihat. Dan kemampuan melihat itulah yang menyebabkan dia tidak mau pergi meninggalkan Yesus. Lukas mencatat: ”Seketika itu juga ia dapat melihat, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah.”
Penting juga disimak tindakannya itu menular. Di akhir kisah Lukas menyatakan bahwa seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah. Sejatinya, berkait kesembuhan, ini juga hal yang penting dicatat, orang yang telah merasakan kebaikan Allah dipanggil juga untuk mengajak orang lain memuliakan Allah.
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional