(Ams. 31:6-7)
”Berikanlah minuman keras itu kepada orang yang akan binasa, dan anggur itu kepada yang susah hati. Biarlah ia minum dan melupakan kemiskinannya, dan tidak lagi mengingat kesusahannya.”
Nasihat ibunda Lemuel ini logis. Baginya seorang raja, meski tak lepas dari pergumulan, pastilah hidupnya tetap lebih baik ketimbang rakyat jelata. Jadi, dia menasihati anaknya untuk memberikan anggur kepada orang susah atau yang sebentar lagi mati. Alasannya sederhana, dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini, ”Mereka minum untuk melupakan kemiskinan dan kesusahan mereka.”
Melupakan kemiskinan dan kesusahan walau sejenak merupakan tindakan yang wajar. Bagaimanapun mengalihkan diri dari semua persoalan itu penting dilakukan. Jika tidak, maka pikiran bisa penat, dan hati malah makin sesak—yang bisa membawa orang untuk mengambil jalan pintas: bunuh diri.
Mungkin kita bisa memperluas jangkauan amsal ini, tentu dengan pengandaian. Misalnya, Lemuel memberikan anggur itu kepada rakyatnya yang miskin, bisa jadi Lemuel akan mengetahui dengan jelas siapa saja rakyatnya yang dalam keadaan mengenaskan. Pengetahuan itu akan membuat Lemuel lebih peduli, dan akhirnya terdorong untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, berbagi anggur malah menjadi sebuah tindakan berdampak sosial yang berujung pada kesejahteraan rakyat.
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional