(Luk. 2:19)
”Tetapi Maria menyimpan segala perkataan itu di dalam hatinya dan merenungkannya.”
Demikianlah catatan Lukas berkait dengan sikap Maria menanggapi kedatangan para gembala yang memberitahukan bagaimana Malaikat Tuhan mendatangi mereka dan menyatakan apa yang dikatakan tentang Anak itu.
Maria bukanlah tipe orang yang cepat merespons dengan kata-kata. Apalagi untuk hal-hal yang tidak dipahaminya. Jalan yang biasa dia ambil adalah diam, menyimpan peristiwa itu, dan merenungkannya.
Kata banyak orang diam itu emas. Cepat bicara, terlebih kebanyakan bicara, bisa membuat jatuh orang tersandung, baik yang bicara maupun yang mendengarnya. Perkataan yang tidak dipikirkan masak-masak bisa membuat orang terluka. Dan akhirnya yang cepat bicara jadi malu sendiri, setidaknya merasa bersalah karena, tentu saja tak disengaja, telah melukai.
Berkait perkataan para gembala, Maria dengan sengaja menyimpan semuanya itu dalam hatinya. Dia memang belum paham sepenuhnya. Sebelumnya Gabriel mengatakan kepadanya bahwa anaknya akan menjadi Mesias, dan kelak akan diakui sebagai Tuhan. Para gembala datang dengan sebuah berita yang mengatakan bahwa anaknya adalah Juru Selamat. Dengan begitu, perkataan para gembala itu menambah khazanah pengetahuan Maria. Dan karena enggak begitu paham, Maria menyimpannya di dalam hati.
Tak sekadar menyimpan, tetapi merenungkannya. Kata yang diterjemahkan dengan ”merenungkan” dalam bahasa Yunani adalah _symballo_. Kata ini dekat dengan kata simbol dalam bahasa Indonesia. Menurut Stefans Leks, kata _symballo_ searti dengan mengkonfrotasikan antara fakta dan fakta, sabda dan sabda, juga sabda dengan fakta, untuk menangkap hubungan timbal baik dan makna terdalamnya. Dengan kata lain Maria terus berdialog dengan sabda yang didengarnya melalui para gembala. Dan itu berarti berkomunikasi dengan Allah sendiri.
Di ujung tahun 2021 ini, sikap dan tindakan Maria bisa kita jadikan teladan untuk terus berdialog dengan Tuhan berkait dengan hari-hari yang telah kita lalui. Yang pada gilirannya bisa kita jadikan modal dalam memasuki tahun 2022.
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional