Posted on Tinggalkan komentar

Menjaga Hati

(Luk. 21:34-36)

“Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan dibebani oleh pesta pora dan kemabukan serta kekhawatiran hidup sehari-hari dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.” Demikianlah nasihat Sang Guru kepada para murid-Nya dalam menyambut kedatangan-Nya yang kedua.

Menjaga hati itu penting karena semua perasaan, entah baik maupun jahat, bersumber dari hati. Karena itu, para murid diminta untuk menjaga hati mereka agar jangan disarati pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi. Setiap Kristen harus menanti-Nya dalam suasana hidup penuh kasih dan kekudusan.

Yesus menggunakan kata ”sarat”. Artinya: jangan sampai hati kita dipenuhi hingga meluber hal-hal yang tak perlu. Sang Guru juga menekankan tiga hal yang sering menyarati hati: pesta pora, kemabukan, dan kepentingan duniawi. Ketiga hal itu bisa membuat manusia lengah.

Persoalannya, ya di sini, lengah! Lengah karena terlalu sibuk. Lengah karena tak lagi memfokuskan diri pada yang terutama dalam hidup. Bagaimanapun, suasana pesta sering membuat orang tidak lagi waspada. Tak hanya pesta, terlalu berfokus pada persoalan hidup sendiri bisa membuat kita terlena.

Bisa dinalar, jika Yesus melanjutkannya dengan nasihat: ”Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *