Posted on Tinggalkan komentar

Menikmati Hidup

(Pengkhotbah 5:17–6:9)

Dalam Pengkhotbah 5:17, sang pemikir menyimpulkan: ”Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya.”

Dengan jelas sang pemikir menyatakan bahwa yang paling baik bagi kita adalah menikmati hasil kerja kita selama hidup pendek yang diberikan Allah kepada kita. Persoalannya adalah tak sedikit orang yang tak mampu menikmati apa yang telah dikerjakannya. Lebih bahaya lagi adalah orang yang tak mau menikmati hasil dari pekerjaannya. Untuk dua jenis orang macam begini, hidup pastilah akan terasa sia-sia.

Lebih lanjut, sang pemikir menyatakan pada ayat 17-18 Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini: ”Jika seorang menerima kekayaan dan harta benda dari Allah, dan ia diizinkan menikmati kekayaan itu, haruslah ia merasa bersyukur dan menikmati segala hasil kerjanya. Itu adalah juga pemberian Allah.”

Jelaslah bahwa mampu menikmati hidup pun merupakan karunia Allah semata. Dan karena itulah kita perlu memohon Allah untuk tak hanya memberikan kita kekayaan, harta benda, dan kuasa, tetapi juga mengaruniakan kemampuan untuk menikmati semua hal itu.

Sejatinya hati yang gembira adalah salah satu cara untuk sungguh-sungguh menikmati hidup. Dan ketika mampu menghayati hidup penuh syukur, kita akan dibebaskan dari kecemasan mengenai hidup itu sendiri.

SMaNGaT,

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Foto: Takahiro Taguchi

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *