”Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?” (Mzm. 10:1). Seruan lugas dari Daud. Dan memang itulah yang dirasakannya. Daud merasa, orang jahat malah lebih berhasil dalam usahanya; meski mereka tak menaati Allah.
Bisa jadi kita pernah merasakan apa yang Daud rasakan. Kita merasa Allah sepertinya menjauh. Dia menyembunyikan diri-Nya dan enggan melihat persoalan kita. Kita merasa Allah meninggalkan kita.
Dalam keadaan macam begini, kita perlu belajar bersikap sebagaimana syair karya Julie von Hausmann ini: ”Dan bila tak kurasa kuasa-Mu, Engkau senantiasa di sampingku. Ya Tuhan, bimbing aku di jalanku, sehingga ’ku selalu bersama-Mu” (Kidung Jemaat 406:3). Kita perlu berani percaya bahwa saat kita tak merasakan kuasa Allah, Dia masih ada bersama dengan kita. Itu sama halnya dengan adagium ini: ”Jangan bilang mentari tiada ketika kita tak merasakan sinarnya.” Biasanya itu hanyalah ulah sekelompok awan.
Menghadapi pandemik Covid-19, marilah kita terus memberanikan diri untuk percaya bahwa Allah menemani. Pada saatnya kita akan menyaksikan tindakan-Nya. Dan akhirnya kita bisa berkata seperti Daud: ”TUHAN adalah Raja untuk seterusnya dan selama-lamanya.” Ya, Dia Raja yang selalu mau menemani.
SMaNGaT,
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional