Pemazmur mengakhiri Mazmur 49 dengan sebuah kesimpulan, yang merupakan refrein: ”Manusia, yang dengan segala kegemilangannya tidak mempunyai pengertian, boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan.” Dalam Alkitab BIMK tertera: ”Manusia tak dapat terus hidup dalam kemewahan, seperti binatang, ia pun akan binasa.” Pemazmur menyatakan dengan jelas bahwa kekayaan dan kemuliaan tidak akan pernah dibawa ke liang kubur.
Sebelumnya, pemazmur, pada ayat 11-12, menyatakan: ”Sungguh, akan dilihatnya: orang-orang yang mempunyai hikmat mati, orang-orang bodoh dan dungu pun binasa bersama-sama dan meninggalkan harta benda mereka untuk orang lain. Kubur mereka ialah rumah mereka untuk selama-lamanya, tempat kediaman mereka turun-temurun; mereka menganggap ladang-ladang milik mereka.”
Dalam kedua ayat ini tersirat bahwa tidak ada seorang pun yang bisa mengalahkan kematian. Baik orang bijak, orang bodoh, maupun orang dungu tidak dapat mengandalkan kekayaan mereka. Mereka akhirnya akan binasa tanpa membawa semua harta mereka. Namun demikian, pemazmur berkata, ”Tetapi Allah akan membebaskan nyawaku dari cengkeraman dunia orang mati, sebab Ia akan menarik aku” (Mzm. 49:16).
Sejatinya, pandemi Covid-19 ini mengingatkan kita betapa bodohnya mengandalkan pengetahuan, kekayaan, juga kemuliaan diri. Semua itu tak bisa membebaskan kita dari rasa takut akibat virus Corona ini. Kalaupun ada, sifatnya semu semata. Karena itulah, menjadikan Allah sebagai andalan kita adalah tindakan yang sungguh bijaksana. Percayalah!
SMaNGaT,
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional