Posted on Tinggalkan komentar

Mencobai Yesus

(Luk. 10:25-29)

Kisah ”Orang Samaria yang Murah Hati” dimulai dengan sebuah kisah yang jelas-jelas tidak murah hati. Lukas mencatat: ”Kemudian berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya, ’Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?’” Mengapa Lukas berani menyatakan hal itu? Sebab ahli Taurat itu sudah tahu jawabannya. Dengan cepat dia sendiri menjawab pertanyaannya sendiri. Dan akhirnya dia pun sadar bahwa Yesus sudah mengetahuinya.

Mengajukan pertanyaan merupakan hal baik. Kita pun punya peribahasa ”malu bertanya sesat di jalan”. Dengan kata lain, jika enggak tahu, ya bertanya.

Namun, ahli Taurat itu berbeda. Motivasinya bukanlah ingin mengetahui lebih dalam, tetapi untuk menjebak Yesus! Pertanyaan yang keluar dari mulutnya bukanlah pertanyaan supaya mendapatkan pengertian yang lebih baik, tetapi karena ingin menjatuhkan Yesus!

Pertanyaan yang bertujuan menjatuhkan lawan bicara biasanya hanya akan mempertontonkan kebodohan diri sendiri! Pertanyaan macam begini mengandaikan bahwa kitalah si mahatahu, dan orang lain tidak tahu apa-apa. Pemahaman seperti ini tidaklah sahih karena keluar dari kesesatan hati dan pikir! Dan pandangan macam begini seakan mengabaikan kenyataan, sebagaimana peribahasa, ”di atas langit ada langit” dan ”makin berisi makin merunduk”.

Saat mengatakan ”Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”, tindakan ahli Taurat itu jauh dari mengasihi sesama. Dia tak lagi menganggap Yesus sebagai sesama. Dia memandang diri lebih tinggi dari Yesus. Sehingga, merasa boleh menjebak Yesus. Dan karena malu sendiri, ahli Taurat itu pun akhirnya menyoalkan siapakah sesamanya.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *