(Ayb. 39:1-3)
”Dapatkah engkau memburu mangsa untuk singa betina, dan memuaskan selera singa-singa muda, kalau mereka merangkak di dalam sarangnya, mengendap di bawah semak belukar? Siapakah yang menyediakan mangsa bagi burung gagak, apabila anak-anaknya berkaok-kaok kepada Allah, berkeliaran karena tidak ada makanan?”
Allah menyinggung pemenuhan kebutuhan makanan bagi singa dan burung gagak. Berkait dengan singa, menurut penafsir Heavenor, sikap manusia berbeda dengan Allah—manusia cenderung membunuh singa ketika bertemu di hutan liar karena takut diterkam, sedangkan Allah bertanggung jawab atas kehidupan singa tersebut. Ya, mana ada manusia yang mencari mangsa dan memberikannya kepada hewan liar, tetapi Allah memeliharanya.
Dengan memberikan pertanyaan macam begini, kembali menurut Heanevor, Allah secara tersirat menyatakan: ”Biarlah Ayub, yang telah mendakwa Allah kejam memperlakukan dia, mengingat sikap Allah. Bahkan terhadap binatang-binatang buas.”
Berkait burung gagak, Tuhan Yesus pun menegaskan dalam Lukas 12:24: ”Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah. Betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu!” Jelaslah betapa Allah bertanggung jawab akan kelangsungan semua ciptaannya. Sehingga dakwaan Ayub terhadap ketidakpedulian Allah sungguh tidak beralasan.
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional