Posted on Tinggalkan komentar

Keberlangsungan Hidup

Ayb. 39:4-7)

”Apakah engkau mengetahui waktunya kambing gunung beranak, atau mengamat-amati rusa waktu sakit beranak? Dapatkah engkau menghitung berapa lamanya sampai genap bulannya, dan mengetahui waktunya beranak? Dengan membungkukkan diri mereka melahirkan anak-anaknya, dan mengeluarkan isi kandungannya. Anak-anaknya menjadi kuat dan besar di padang, mereka pergi dan tidak kembali lagi kepada induknya.”

Allah berbicara soal keberlangsungan suatu makhluk. Dengan sengaja Allah mempertanyakan apakah Ayub memahami kehidupan kambing gunung dan rusa. Jawabannya bisa saja Ayub mengetahui. Hanya mungkin soalnya adalah apakah Ayub punya waktu dan perhatian untuk itu.

Ya, manusia pasti telah sibuk dengan kehidupan seseharinya, sehingga tak ada waktu untuk memikirkan peri kehidupan hewan liar. Akan tetapi, di sinilah menariknya, Allah selalu punya waktu untuk ciptaan-Nya. Dia tidak sekadar mencipta, namun juga memelihara ciptaan-Nya. Tak cuma memberi makan, tetapi juga memelihara keberlangsungan jenisnya.

Pada titik ini, kita harus jujur, manusia terkadang lupa dengan sifat lestari dari keanekaragaman hayati. Bisa dipahami juga jika banyak hewan dan tumbuhan yang telah punah. Nah, berkait dengan kepunahan keanekaragaman hayati itu, manusialah terdakwanya.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *