(Luk. 11:45-46)
”Seorang dari antara ahli-ahli Taurat itu menjawab dan berkata kepada-Nya, ’Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga.’ Tetapi Ia menjawab, ’Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun.’”
Seorang ahli Taurat tersinggung mendengar perkataan Yesus. Terus terang ia mengatakan bahwa Yesus telah menyakiti hatinya. Namun, Yesus bersikukuh dengan pendapatnya. Di mata Yesus, para ahli Taurat telah bertindak semena-mena: membebani orang dengan beban yang tak tertanggungkan, namun mereka sendiri enggan menyentuh beban itu dengan satu jari pun. Ini sungguh tidak adil. Membebani, namun tak mau terbebani.
Para ahli Taurat telah menelaah Kitab Suci dan tafsirannya. Tujuan awalnya baik. Mereka ingin umat Allah mampu menerapkan aturan-aturan hidup sesuai Kitab Suci secara tepat. Penelaahan itu menghasilkan sederetan aturan yang luar biasa banyaknya. Dan karena takut bahwa orang mungkin berlaku kurang teliti terhadap aturan itu, maka dibuatlah aturan atas aturan tersebut.
Bagi orang lain, para ahli Taurat membuat aturan secara rinci; namun bagi diri sendiri, mereka membuat jalan keluar agar bebas dari segala aturan itu. Di mata Yesus ini sungguh suatu ketidakadilan. Dan karena itu, Yesus mengecam mereka.
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional