(Luk. 11:47-51)
”Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, padahal nenek moyangmu telah membunuh mereka. Dengan demikian, kamu mengaku bahwa kamu membenarkan perbuatan-perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kamu membangun makamnya. Karena itu, hikmat Allah berkata: Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan sebagian dari antara nabi-nabi dan rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya, supaya dari orang-orang zaman ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari orang-orang zaman ini.”
Logika berpikir Yesus Orang Nazaret unik. Kepada para ahli Taurat Sang Guru menyatakan bahwa mereka menyetujui tindakan nenek moyang mereka yang telah membunuh para nabi dengan membangun makam bagi para nabi. Meski mereka membangun makam buat para nabi itu, satu hal yang pasti mereka tidak menghidupkan ajaran para nabi itu, tetapi tetap membuat ajaran mereka mati. Membangun makam secara tidak langsung mengekalkan kematian para nabi itu.
Itulah yang dikritik Yesus Orang Nazaret. Para ahli Taurat pada zaman-Nya tidak belajar dari kematian Habel hingga Nabi Zakharia. Kisah kematian Nabi Zakharia jarang diungkapkan ke publik. Ia seorang yang mencoba mengingatkan Yehuda untuk tidak meninggalkan Allah. Para pemimpin Yehuda mengadakan persepakatan jahat terhadap dia. Zakharia akhrinya mati dilempari batu atas perintah Yoas raja Yehuda (2Taw. 24:20-21).
Dan Sang Guru dari Nazaret menjadikan kisah kematian Zakharia sebagai contoh kejahatan nenek moyang bangsa Israel.
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional