Posted on Tinggalkan komentar

Kesetiaan TUHAN kepada Daud

Untuk Mazmur 89 terdapat catatan: mazmur ini merupakan nyanyian pengajaran Etan orang Ezrahi. Dalam Alkitab hanya ada satu ayat yang menjelaskan perihal Etan. Dalam Kitab 1 Raja-raja 4:30-31, berkait dengan kebijaksanaan Salomo, tertera: ”Hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang Mesir. Ia lebih bijaksana dari pada semua orang, dari pada Etan, orang Ezrahi itu, dan dari pada Heman, Kalkol dan Darda, anak-anak Mahol; sebab itu ia mendapat nama di antara segala bangsa sekelilingnya.” Jelaslah Etan orang Ezrahi terkenal sebagai orang yang berhikmat. Dan mazmur ini satu-satunya karya Etan yang terdapat dalam Kitab Mazmur.

Etan memulai mazmurnya dengan pernyataan: ”Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN selama-lamanya, hendak memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit. Engkau telah berkata: ”Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku: Untuk selama-lamanya Aku hendak menegakkan anak cucumu, dan membangun takhtamu turun-temurun.”

Bisa jadi manusia abad XXI akan menganggap bahwa mazmur ini dikarang Etan untuk mengambil hati Daud, sang penguasa Israel. Namun demikian, tampaknya Etan memahami bahwa Daud memang bukan pemimpin sembarangan, yang membuat TUHAN berkenan kepadanya.

Anak Isai itu memang tak lepas dari kesalahan. Perzinaan dengan Betsyeba pastilah menjadi buah bibir, tetapi sejarah mencatat: Daud mengakui kesalahannya dan bertobat. Mazmur 51 adalah bukti nyata pertobatan publiknya. Sejatinya pemimpin yang mengakui kesalahannya relatif langka. Dan pemimpin macam begini merupakan berkat bagi segenap rakyatnya.

Sesungguhnya pasang surut suatu bangsa ada di pundak para pemimpinnya. Dan itulah yang terjadi dengan Israel, selepas era Daud dan Salomo, Kerajaan Israel dan Yehuda makin terpuruk yang berakhir pada pembuangan. Hal itu tergambar pula pada ayat 39 dalam Alkitab BIMK: ”Tetapi sekarang Engkau marah kepada raja, Engkau membuang dan menolak orang pilihan-Mu.”

Kelihatannya para pemimpin bangsa masa kini perlu belajar dari Daud, terutama di tengah pandemi COVID-19 ini.

SMaNGaT,

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Foto: Istimewa

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *