Dalam bait pertama Mazmur 143, Daud berseru: ”Ya TUHAN, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada permohonanku! Jawablah aku dalam kesetiaan-Mu, demi keadilan-Mu! Janganlah beperkara dengan hamba-Mu ini, sebab di antara yang hidup tidak seorang pun yang benar di hadapan-Mu.”
Daud mendasarkan jawaban doa pada kesetiaan dan keadilan Allah. Allah adalah setia. Kesetiaan-Nya tidak tergantung pada kebaikan atau kejahatan manusia. Karena setia, Dia akan menjawab doa umat-Nya.
Demikian pula dengan keadilan Allah. Allah adil dalam arti Dia tidak membiarkan manusia bertepuk sebelah tangan. Dia akan menjawab setiap orang yang berseru kepada-Nya. Kalau ada orang yang merasa tidak diperhatikan Allah, mungkin dia memang kurang peka akan jawaban Allah itu.
Yang menarik disimak dalam bait bertama ini, Daud mengakui keberadaannya di hadapan Allah. Dia memohon agar Allah tidak mengadilinya kerena memang tidak ada yang bisa melepaskannya dari hukuman kecuali Allah sendiri. Itulah yang kita sebut anugerah. Allah yang menyatakan kebersalahan kita adalah Allah yang sama yang menyatakan bahwa dosa kita sudah diampuni.
Dan sebagai orang yang telah diampuni, marilah kita berdoa sebagaimana Daud dalam ayat 8: ”Setiap pagi ingatkanlah aku akan kasih-Mu, sebab kepada-Mulah aku berharap. Tunjukkanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah aku berdoa.”
SMaNGaT,
*Yoel M. Indrasmoro*
*Literatur Perkantas Nasional*
Foto: Istimewa