”Berbahagialah bangsa yang Allahnya ialah TUHAN.” Demikianlah kesimpulan Daud dalam kalimat pamungkas Mazmur 144. Apakah artinya kalimat ini? Sepertinya Daud hendak menegaskan bahwa Yahwe adalah pencipta bangsa Israel. Berbahagialah bangsa Israel karena Allahlah yang menciptakannya. Sejatinya, setiap bangsa memang ciptaan Yahwe, hanya pertanyaannya: Apakah mereka mau mengakuinya atau tidak? Dan bagi Daud sendiri ada banyak alasan bagi Israel untuk berbahagia.
Pertama, TUHAN adalah pengajar Israel. Pada ayat 1 Daud berkata, ”Terpujilah TUHAN, gunung batuku, yang mengajar tanganku untuk bertempur, dan jari-jariku untuk berperang.” Israel awalnya adalah bangsa budak di Mesir. Dan TUHANlah yang melatih mereka untuk menjadi sebuah bangsa mandiri, setara dengan bangsa-bangsa lain.
Kedua, TUHAN adalah Pribadi yang memperhatikan dan memperhitungkan. Pada ayat 3, Daud bertanya, ”Ya TUHAN, apakah manusia itu, sehingga Engkau memperhatikannya, dan anak manusia, sehingga Engkau memperhitungkannya?” Kata dasar ”memperhatikan” adalah ”hati”. Dan TUHAN sungguh mengindahkan Israel.
Ketiga, TUHAN adalah Pribadi yang memberikan kemenangan. Pada ayat 10, Daud mengaku, ”Engkau yang memberikan kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu!” Dari segi wilayah, juga persenjataan, Israel bukanlah bangsa adikuasa. Jika Israel mampu bertahan, semuanya itu hanyalah anugerah TUHAN saja.
Sebenarnya tak hanya Israel. Dalam Pembukaan UUD 1945, para pendiri bangsa kita menyatakan pada alinea ke-3: ”Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”
Jelaslah, para pendiri bangsa kita mengakui bahwa kemerdekaan Indonesia adalah anugerah Allah. Dan karena itu, kehidupan berbangsa kita semestinya memang seturut dengan kehendak Allah. Aneh rasanya jika pengakuan itu tidak dilakoni dalam keseharian hidup bernegara. Itu wajib hukumnya. Sehingga sama seperti Daud kita bisa berkata, ”Berbahagialah bangsa yang Allahnya ialah TUHAN!” Merdeka!
SMaNGaT,
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional
Foto: Istimewa