Di awal Mazmur 145, Daud berikhtiar: ”Aku hendak mengagungkan Engkau, ya Allahku, ya Raja, dan aku hendak memuji nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya.”
Frasa ”untuk seterusnya dan selamanya” menarik diperhatikan. Seterusnya berarti tidak berhenti atau tetap selama-lamnya. Sedangkan selamanya berarti selalu. Seterusnya dan selamanya berarti senantiasa hingga kekal.
Alasannya tampak dalam ayat 8-9: ”TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.”
Ya, TUHAN adalah pengasih dan penyayang. Dalam Alkitab Terjemahan Lama Allah itu ”rahmani dan rahimi”. Itu berarti Allah mengasihi bak seorang ibu kepada anaknya. Dan karena itulah Dia lambat marah dan kasih- Nya seluas lautan.
TUHAN itu baik kepada semua orang. Penggunaan istilah ”semua” memperlihatkan tidak ada pribadi yang luput dari kasih-Nya. Dan rahmat-Nya penuh. Tidak kurang sedikit pun.
Alasan lain yang juga penting ada dalam ayat 13 Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini: ”TUHAN setia kepada semua janji-Nya, Ia penuh kasih dalam segala perbuatan-Nya.” Allah adalah Pribadi yang tak pernah ingkar janji. Dia setia akan rancangan-Nya. Dan rancangan-Nya adalah damai sejahtera semata.
Alasan-alasan ini semestinya juga mendorong kita memuliakan Allah, juga di kala pandemi.
SMaNGaT,
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional
Foto: Marcos Paulo Prado
Hotbah yang di sampaikan sangat bagus tapi kalau menjeslaskan semua ayat yang ada ne