Posted on Tinggalkan komentar

Kemuliaan Hanya bagi Allah

(Luk. 2:13-14)

”Tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara surga yang memuji Allah, katanya, ’Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.’”

Demikianlah sambutan bala tentara surga atas kehadiran Allah dalam rupa insan. Siapa yang pernah berpikir bahwa Allah Yang Mahakuasa hadir di dunia ciptaan-Nya dalam wujud seorang bayi? Siapa pula yang berani berpikir bahwa kehadiran-Nya tidak menampakkan tanda-tanda keilahian, tak ada sinar di wajah-Nya, tergolek lemah di palungan.

Dalam refleksi Natalnya, Pdt. W. Kristian Wijaya menulis: ”Naik tingkat…. Naik pangkat…. Naik jabatan…. Naik gaji…. Naik pendapatan…. Naik kekuasaan…. Siapa yang tidak menginginkannya? Itulah yang dicari-cari oleh manusia.

Sementara soal turun…. Turun kekuasaan…. Turun jabatan…. Turun pendapatan…. Turun pangkat dan derajat…. Sungguh hal-hal itu sangat dihindari oleh banyak orang, bahkan sering dihindari dengan cara saling sikut-sikutan bahkan saling menyingkirkan.

Namun di dalam Natal kelahiran Yesus Kristus kita diajak memaknai kata turun yang bermakna positif dan mulia. Yesus, Sang Firman, turun ke dunia. Allah turun menjadi manusia.”

Allah berkenan turun menjadi manusia agar manusia merasakan persekutuan dengan-Nya. Berkait persekutuan Allah dan manusia pilihannya memang cuma dua: Manusia turun menjadi manusia atau manusia yang naik menjadi Allah. Pilihan yang kedua jelas lebih mustahil. Sehingga peristiwa Allah turun menjadi manusia—meski tak mudah dipahami akal manusia—masih lebih mungkin meski terasa aneh. Dan karena itulah pujian kepada Allah menjadi sebuah keniscayaan.

Dan sepertinya bala tentara surgawi itu mengajak para gembala untuk memuliakan Allah. Dan ketika Allah dimuliakan, damai sejahtera sungguh terwujud di bumi. Sebaliknya, ketika manusia dimuliakan, yang terjadi hanyalah petaka demi petaka.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *