Posted on Tinggalkan komentar

Tanda-Nya

(Luk. 2:8-12)

”Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: ’Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.’”

Alamat Sang Bayi bukanlah nama orang tua-Nya. Bisa jadi, nama Maria dan Yusuf termasuk pasaran di zamannya. Tak mudah mencari orang tua Juruselamat di antara sekian banyak pemilik nama itu. Lagi pula, mereka orang asing. Jadi lebih susah lagi!

Palungan menjadi tanda yang tepat karena tiada bayi, hingga hari ini, yang terbaring di sana. Yesus adalah satu-satunya bayi! Palungan menjadi tanda karena palungan bersedia menjadi tempat!

Kita, orang percaya abad XXI, juga dipanggil menjadi palungan! Menjadi palungan berarti menjadi tempat. Menjadi palungan berarti menyediakan ruang dalam hati kita untuk Allah dan manusia. Janganlah pula kita lupa, palungan adalah tempat makanan. Palungan tak ubahnya piring dalam dunia manusia. Menjadi palungan berarti menjadi piring. Menjadi palungan berarti menjadi penyalur berkat Tuhan.

Itu pulalah yang dilakukan para gembala Efrata. Di hati orang-orang biasa itu ada tempat bagi Allah sehingga mereka spontan berangkat mencari-Nya! Di hati mereka ada tempat bagi manusia sehingga mereka menjadi penginjil-penginjil pertama bagi warga Betlehem. Mereka juga meneguhkan hati Yusuf dan Maria.

Suasana dalam kandang itu pasti ramai. Seramai orang menyambut kelahiran bayi. Itu mungkin tak akan pernah terjadi di rumah penginapan karena para tamu sibuk sendiri-sendiri.

Menjadi palungan berarti menjadi tanda kehadiran Yesus di dunia. Menjadi tanda kehadiran Yesus berarti melalui kita orang merasakan kasih Yesus. Menjadi tanda kehadiran Yesus berarti bersedia menjadi sesama bagi orang lain!

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *