(Luk. 6:14-16)
”Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudaranya, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.”
Jumlahnya dua belas. Sepertinya melambangkan suku Israel. Dengan sengaja Sang Guru memutuskan untuk memanggil dua belas orang saja. Angka dua belas sendiri kadang dianggap sebagai simbol kesempurnaan, juga keutuhan.
Kedua belas orang itu memperlihatkan keragaman. Ada yang ekspresif seperti Simon Sang Batu Karang, ada pula yang emosional seperti Yakobus dan Yohanes, ada juga yang ramah seperti Andreas.
Nama Andreas sengaja diberi catatan sebagai saudara Simon. Mungkin pada masa itu ada banyak orang bernama Andreas. Atau bisa jadi Lukas hendak menyatakan bahwa Andreas inilah yang memperkenalkan Simon kepada Yesus.
Ada juga yang berjiwa patriot sebagaimana Simon, yang disebut orang Zelot. Bisa jadi dia merupakan aktivis dari Partai Zelot yang memperjuangkan pembebasan Israel dari belenggu penjajahan Romawi.
Menarik pula disimak, meski Injil-injil sinoptik memperlihatkan keragaman dalam daftar, namun yang tetap sama adalah Simon disebut pertama dan Yudas Iskariot disebut terakhir. Yang satu pemimpin—pernah menyangkal gurunya, yang lainnya pengkhianat.
Nama Iskariot kemungkinan berarti orang Keriot, kota yang terletak 12 mil sebelah selatan Hebron. Namun demikian, ada juga penafsir yang mengartikan orang Kariot sebagai ”pembunuh” dari bahasa Latin sicarius atau ”si curang”. Apa pun itu, semua Injil mencatat bahwa Yudas adalah murid yang mengkhianati Yesus.
Jelaslah, Sang Guru sengaja memilih murid-murid macam begini dengan segala cedera manusiawinya. Dan kecuali Yudas Iskariot, merekalah yang menjadi sokoguru gereja mula-mula.
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional