Posted on Tinggalkan komentar

Kata-kata

(Pengkhotbah 10:12-15)

Dalam ayat 12 sang pemikir menyatakan: ”Perkataan mulut orang berhikmat menarik, tetapi bibir orang bodoh menelan orang itu sendiri.” Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Ucapan orang arif membuat ia dihormati, tetapi orang bodoh binasa karena kata-katanya sendiri.” Kata yang keluar dari mulut seseorang berdampak terhadap diri orang tersebut.

Kata merupakan alat komunikasi. Meski, juga benar, bahwa kita pun masih bisa berkomunikasi tanpa kata. Namun, tentu saja, itu membutuhkan tingkat korelasi yang tinggi antarmanusia. Dengan kata, manusia bisa menguatkan, tetapi juga melemahkan; bisa menghibur, tetapi juga menyakiti, bisa mendorong, tetapi juga menjerumuskan. Karena itu, memilih kata yang baik, benar, dan tepat merupakan tugas mulia. Mulia karena sejatinya kata yang keluar semestinya memang untuk memuliakan manusia.

Sehingga, jalan terlogis adalah janganlah terlalu banyak kata keluar dari mulut kita. Dalam ayat 13-15 Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini, berkait dengan orang bodoh, sang pemikir mengatakan: ”Ia mulai dengan omong kosong biasa, tetapi akhirnya bicaranya seperti orang gila. Memang, orang bodoh banyak bicara. Hari depan tersembunyi bagi kita semua. Tak ada yang dapat meramalkan kejadian setelah kita tiada.”

Itu jugalah nasihat Pak Andar Ismail dalam Mata Kuliah Didaktik PAK. Kebanyakan kata sering malah membuat kita bingung sendiri. Kalau kata sang pemikir, dalam ayat 15 Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini seperti ”orang bodoh yang tak tahu jalan ke rumahnya”.

SMaNGaT,

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Foto: Kelly Sikkema

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *