Hanya Dekat Allah (7 April 2020)
Karena Kuasa-Mulah
”TUHAN, karena kuasa-Mulah raja bersukacita; betapa besar kegirangannya karena kemenangan yang dari pada-Mu.” Demikianlah Daud memulai Mazmur 21. Meski raja adalah penguasa tertinggi sebuah kerajaan, Daud memahami bahwa kuasa Allah lebih besar dari raja. Sukacita raja merupakan karunia Allah sendiri.
Dalam ayat 2, Daud mengaku: ”Apa yang menjadi keinginan hatinya telah Kaukaruniakan kepadanya, dan permintaan bibirnya tidak Kautolak.” Daud memahami, semua yang ada padanya sejatinya hanyalah karunia Allah. Semua cuma pemberian.
Dengan lain perkataan, Allah memang pemberi dan Daud penerima. Dan semua itu terjadi karena raja selalu berharap kepada Allah. Ya, Daud selalu berharap kepada Allah. Daud senantiasa menggantungkan dirinya hanya kepada Allah. Meski sungguh berkuasa di Israel, Daud sadar kuasa itu pun anugerah. Dan karena itulah, dia hanya ingin mengandalkan Allah.
Bagaimana dengan kita? Di tengah pandemi Covid-19 yang menggentarkan hati, masihkah kita berharap kepada Allah? Jika kita percaya bahwa Allah adalah Mahakuasa, maka memercayai-Nya merupakan keniscayaan.
Terlebih lagi, Dia tak sekadar Mahakuasa, tetapi juga Mahakasih. Rasul Paulus bersaksi: ”Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” (Rm. 8:32).
Pada titik ini, menyerahkan diri secara total kepada Allah merupakan tindakan logis di tengah wabah ini. Sekali lagi, karena Allah itu kasih dan perkasa.
SMaNGaT,
Yoel Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional