Posted on Tinggalkan komentar

Harapan

Struktur Mazmur 20 menarik diperhatikan. Daud memulai syairnya, yang hampir setengahnya, dengan lima kali kata ”kiranya”—”Kiranya TUHAN menjawab engkau pada waktu kesesakan! Kiranya nama Allah Yakub membentengi engkau! Kiranya dikirimkan-Nya bantuan kepadamu dari tempat kudus dan disokong-Nya engkau dari Sion. Kiranya diingat-Nya segala korban persembahanmu, dan disukai-Nya korban bakaranmu… Kiranya diberikan-Nya kepadamu apa yang kaukehendaki dan dijadikan-Nya berhasil apa yang kaurancangkan.” (Mzm. 20:2-5).

Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera lima kali kata ”semoga”. Makna baik kata ”kiranya” maupun kata ”semoga” adalah mudahan-mudahan (untuk menyatakan harapan).

Kata ”harapan” berarti keinginan supaya menjadi kenyataan. Yang namanya ”harapan” memang belum terjadi. Namun, ada kerinduan besar terjadi. Menarik disimak, Daud tak menggunakan kata ”pasti”. Mengapa? Tentu karena semuanya memang belum terjadi. Kata ”pasti” pun tak mengandung harapan sama sekali. Agaknya–dengan menggunakan kata ”kiranya”—Daud masih memberikan ruang bagi kehendak Allah. Daud menaruh harapannya pada kedaulatan Allah.

Beberapa waktu lalu, Kardinal Suharyo, dalam salah satu homilinya, menjelaskan perbedaan antara harapan dan optimisme. ”Optimisme adalah semangat yang didasarkan perhitungan manusiawi saja,” urainya, ”harapan itu landasannya adalah iman bahwa Allah yang telah memulai karya yang baik akan menyelesaikannya juga, juga kalau kita merasa seolah-olah Allah itu tidak peduli dengan umat manusia.”

Itu jugalah pengakuan Daud. Dalam ayat 8, Daud menegaskan: ”Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah kita.” Kelihatannya kalimat itu tak muncul begitu saja, namun tumbuh dari pengalaman hidup. Daud merasakan bagaimana Allah telah menolong dia dalam menghadapi Goliat, juga Saul.

Sejatinya, mengandalkan Allah merupakan tindakan tepat. Sebab semua yang ada di dunia ini merupakan ciptaan Allah belaka. Sang Pencipta berdaulat mutlak atas semuanya. Juga Covid-19, yang menggentarkan dunia secara global sekarang ini. Percayalah!

SMaNGaT,

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

 

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *