Posted on Tinggalkan komentar

Kalungkanlah pada Lehermu

(Ams. 3:3-4)

”Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.”

Kasih dan setia adalah sifat Allah sendiri. Dan Allah ingin itu juga yang semestinya terus ada dalam diri setiap manusia. Dan karena itu, penulis Kitab Amsal memberi kiat yang menarik untuk kita lakukan.

Pertama, mengalungkan kasih dan setia itu pada leher. Mengapa perlu dikalungkan ke leher? Tentu yang bisa melihatnya dengan baik hanyalah orang lain, dan bukan si pemakai kalung. Itu berarti hanya orang lainlah yang bisa melihat dan merasakan kasih dan setia itu. Dengan kata lain, pertanyaanya adalah apakah kasih dan setia kita itu sungguh-sungguh bisa dilihat dan dirasakan orang lain?

Kedua, menuliskannya pada loh hati. Tentu yang bisa melihatnya, juga menilainya, adalah diri sendiri, juga Tuhan. Kata yang diterjemahkan sebagai ”hati” di sini menunjuk pada sumber kehendak dan perilaku. Itu berarti kita perlu terus menilai kehendak dan perilaku kita, apakah memang diwarnai oleh kasih dan setia.

Dan ketika perilaku kita sungguh berdasarkan kasih dan setia, maka pastilah kita akan mendapatkan kasih dan penghargaan Allah dan manusia. Hukumnya memang sudah begitu. Setiap insan pasti akan menghargai—meski hanya dalam hati—setiap orang yang konsisten menerapkan kasih dan setia dalam hidupnya. Itu berarti: lakukan saja!

SMaNGaT,

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Foto: Ann Danilina

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *