Posted on Tinggalkan komentar

Jikalau Bukan TUHAN

Dalam nyanyian ziarahnya, di bait pertama Mazmur 124, Daud menulis: ”Jikalau bukan TUHAN yang memihak kepada kita,—biarlah Israel berkata demikian—jikalau bukan TUHAN yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita; maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir melingkupi diri kita, maka telah mengalir melingkupi diri kita air yang meluap-luap itu.”

Daud tampaknya meyakini bahwa hidupnya hanyalah serangkaian pertolongan Allah semata. Sehebat-hebat dirinya, Daud menyadari bahwa kekuatan manusia terbatas—bisa dikalahkan dengan manusia lain, juga alam. Frasa ”korban bencana alam” memperlihatkan dengan gamblang bahwa manusia merupakan makhluk tak berdaya bila dihadapkan pada bencana alam. Sehingga, luput dari musuh, juga bencana alam, merupakan anugerah semata.

Melalui frasa ”jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita” terlihat pula bagaimana Allah adalah Pribadi yang memihak. Itu pun memang anugerah belaka. Manusia tak perlu sombong bila Allah berpihak kepadanya. Sekali lagi itu memang hanya anugerah Allah.

Bagaimana pula dengan kita di tengah pandemi ini? Jika kita masih hidup, itu pun sungguh anugerah Allah. Karena itu, marilah kita kumandangkan dan selesaikan kalimat ini: ”Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita….”

SMaNGaT,

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Foto: OC Gonzales

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *