Posted on Tinggalkan komentar

Janganlah Engkau Bungkam!

”Ya Allah, janganlah Engkau bungkam, janganlah berdiam diri dan janganlah berpangku tangan, ya Allah!” Demikianlah Asaf mengawali Mazmur 83. Dalam Alkitab BIMK tertera: ”Ya Allah, janganlah membisu, jangan berpangku tangan dan tinggal diam.”

Kebisuan Allah sungguh menggelisahkan. Asaf sadar, dia butuh Allah. Dia berada dalam situasi kritis dan tahu hanya Allah yang sanggup menolong. Akan tetapi, yaitu tadi, Allah tampaknya tak mau campur tangan, apa lagi turun tangan. Sekali lagi itulah yang membuat Asaf gundah.

Kebungkaman Allah sungguh sulit dipahami Asaf. Mengapa? Karena Allah sepertinya cuek meskipun para musuh-Nya ribut dan meninggikan kepala mereka. Inilah yang tidak dimengerti Asaf. Ya, mengapa Allah diam saja ketika umat Israel—kepunyaan-Nya sendiri—berada dalam bahaya.

Bisa jadi itu jugalah yang kita rasakan di tengah pandemi COVID-19 ini. Krisis ekonomi sudah makin terasa dan sedikit banyak berimbas ke dapur kita. Namun, mengapa Allah sepertinya diam saja. Mengapa Yang Mahakuasa bungkam? Mengapa Dia lebih suka berpangku tangan ketimbang turun tangan?

Kalau sudah begini, mungkin kita perlu berbisik dalam hati: ”Mengapa Allah harus bicara? Mengapa Allah tak boleh bergeming? Bukankah kebisuan Allah sejatinya memperlihatkan bahwa Dia memiliki wewenang mutlak? Dan bagian kita hanyalah belajar untuk tetap percaya bahwa kasih-Nya kepada kita tetap, tiada berubah.”

SMaNGaT,

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Foto: Istimewa

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *